Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas al-Maliki dan Muridnya ( Jin )
Diceritakan bahwasannya yang menjadi murid dari Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki adalah tidak berbangsa dari manusia saja,akan tetapi juga ada yang berbangsa dari Jin,dengan menampakkan wujud seperti kucing, manusia dan ada juga yang berwujud ular.
Walhasil, suatu hari Sayyid Alawi terlambat membuka majlisnya yang rutin diadakan ba’da maghrib dikediaman beliau.
Disaat menunggu kedatangan sang guru, para murid sibuk memuthola'ah kitabnya masing-masing, disaat itulah ada salah satu santri yang merasa haus dan mengambil air dalam kendi, yang letaknya berada di loteng , yang memang air tersebut sudah disediakan bagi santri yang merasa kehausan.
Namun ketika sang santri tersebut mengangkat kendi tersebut, ternyata dibawah kendi tersebut ada seekor ular, sehingga santri tersebut kaget bercampur gugup dan takut, sehingga kendi tersebut dipukulkan ke seekor ular tersebut hingga ular tersebut mati, sehingga santri yang lainpun kaget dibuatnya.
Khawatir akan ketahuan oleh sang guru ( Sayyid Alawi ) maka sang santri tersebut membersihkan tempat yang telah dipenuhi oleh pecahan kendi tersebut dan merapikan kembali, sang santri tersebut juga berpesan kepada teman-temannya agar tidak menceritakan kejadian tersebut kepada sang guru .
Setelah itu maka datanglah Sayyid Alawi untuk mengajar para santrinya hingga selesai dan seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu ditempat majlis tersebut, hingga akhirnya Sayyid Alawi menutup majlisnya.
Namun ketika beliau beristirahat ditengah malam , beliau bermimpi didatangi oleh seorang kakek tua yang memakai pakaian serba putih, dan tubuhnyapun juga putih. Didalam mimpi tersebut kakek tersebut menegur Sayyid Alawi dan memintanya untuk bertanggung jawab atas insiden sebelum taklimnya tadi. Awalnya Sayyid Alawi tidak mengerti dengan apa yang diinginkan oleh kakek tersebut. Setelah kakek tersebut menceritakan panjang lebar maka fahamlah sayyid Alawi apa yang telah terjadi sebelum taklim tersebut.
Disaat menunggu kedatangan sang guru, para murid sibuk memuthola'ah kitabnya masing-masing, disaat itulah ada salah satu santri yang merasa haus dan mengambil air dalam kendi, yang letaknya berada di loteng , yang memang air tersebut sudah disediakan bagi santri yang merasa kehausan.
Namun ketika sang santri tersebut mengangkat kendi tersebut, ternyata dibawah kendi tersebut ada seekor ular, sehingga santri tersebut kaget bercampur gugup dan takut, sehingga kendi tersebut dipukulkan ke seekor ular tersebut hingga ular tersebut mati, sehingga santri yang lainpun kaget dibuatnya.
Khawatir akan ketahuan oleh sang guru ( Sayyid Alawi ) maka sang santri tersebut membersihkan tempat yang telah dipenuhi oleh pecahan kendi tersebut dan merapikan kembali, sang santri tersebut juga berpesan kepada teman-temannya agar tidak menceritakan kejadian tersebut kepada sang guru .
Setelah itu maka datanglah Sayyid Alawi untuk mengajar para santrinya hingga selesai dan seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu ditempat majlis tersebut, hingga akhirnya Sayyid Alawi menutup majlisnya.
Namun ketika beliau beristirahat ditengah malam , beliau bermimpi didatangi oleh seorang kakek tua yang memakai pakaian serba putih, dan tubuhnyapun juga putih. Didalam mimpi tersebut kakek tersebut menegur Sayyid Alawi dan memintanya untuk bertanggung jawab atas insiden sebelum taklimnya tadi. Awalnya Sayyid Alawi tidak mengerti dengan apa yang diinginkan oleh kakek tersebut. Setelah kakek tersebut menceritakan panjang lebar maka fahamlah sayyid Alawi apa yang telah terjadi sebelum taklim tersebut.
Dikisahkan bahwasannya jin yang berbentuk ular tersebut sudah bertahun-tahun mengikuti majlis ta’limnya Sayyid Alawi hingga beserta keturunannya yang diperkirakan sekitar 40 jin jumlahnya,dengan berbagai bentuk rupa.
Ketika sang jin meminta pertanggung jawaban kepada muridnya, maka Sayyid Alawipun tidak kekurangan akal ,beliaupun tetap membela santrinya,dengan berkata kepada kakek tersebut, " Murid saya itu tidak bersalah,kenapa anakmu berwujud binatang?". Si kakek balik bertanya, " tapi anda pernah mengajarkan untuk tidak membunuh binatang sebelum membaca bacaan tertentu, sedangkan murid anda tidak melakukannya.
Kemudian Sayyid Alawi berkata : " betul,tetapi anda dan anak anda kan sudah mengerti hal itu, Lalu kenapa masih berwujud binatang buas,dan tidak berwujud yang lain saja? Mungkin saja murid saya tidak tahu tentang bacaan yang kamu maksudkan itu,atau bisa jadi dia merasa ketakutan dan tidak sempat membacanya,jadi kesalahan tetap terjadi dipihak anda,dan bukan pada murid saya ".
Kemudian Sayyid Alawi berkata : " betul,tetapi anda dan anak anda kan sudah mengerti hal itu, Lalu kenapa masih berwujud binatang buas,dan tidak berwujud yang lain saja? Mungkin saja murid saya tidak tahu tentang bacaan yang kamu maksudkan itu,atau bisa jadi dia merasa ketakutan dan tidak sempat membacanya,jadi kesalahan tetap terjadi dipihak anda,dan bukan pada murid saya ".
Namun jin tetaplah jin yang tetap ngotot mempertahankan posisinya sendiri,dengan masih bertekad membalas dendam kepada santri tersebut,akan tetapi balasannya tidak seberat yang diinginkan jin tersebut seperti awalnya. Setelah melakukan negoisasi dengan Sayyid Alawi, maka jin tersebut memilih untuk balas dendam dengan merasuki tubuh si murid setiap seminggu sekali,sehingga santri tersebut mengalami kejang-kejang pada setiap minggunya,dan hal itu terjadi hingga akhir hayatnya.
Ada hikmah dibalik cerita tersebut,bahwasannya kita harus tetap waspada terhadap binatang-binatang disekitar kita.jika ada binatang buas maka kita tidak boleh membunuhnya secara langsung sebelum kita membaca doa yang telah diajarkan oleh Rosululloh Shollallohu alaihi wa aalihi wa Shohbihi wasallam,serta para Ulama' ajarkan. Adapun diantara doanya ialah :
بالعهدالذى اخدت علي سليمان ان كنت من الجن فاخرج من هذ المكان والا اقتلك
" Atas sumpah yang kau berikan kepada Nabi Sulaiman,jika kamu dari golongan jin ,maka keluarlah dari tempat ini, jika tidak aku akan membunuhmu "
(إِنَّهُ مِن سُلَیۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ أَلَّا تَعۡلُوا۟ عَلَیَّ وَأۡتُونِی مُسۡلِمِینَ)
[Surat An-Naml 30 - 31]
[Surat An-Naml 30 - 31]
Dan jika saja binatang itu belum pergi juga,maka kita diperbolehkan untuk bertindak,sebab dia bukan termasuk dari golongan Jin,melainkan binatang buas yang hendak mengganggu.
Wallohu A'lam
Sumber kitab : Nihayatul 'Izzi wassyarof
Media Sosial